AD-DIN NASIHAH
Fikir sebelum bertindak
AD-DIN NASIHAH
Fikir sebelum bertindak
AD-DIN NASIHAH
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

AD-DIN NASIHAH

Wawasan 2012
 
HomeHome  PortalPortal  GalleryGallery  SearchSearch  Latest imagesLatest images  RegisterRegister  Log in  
Semoga Allah berikan hidayah dan kesejahteraan Dan semua mendapat keampunan daripada Allah
Latest topics
» Sesi dimulai bacaan al-Quran
Sup Batu ajaib EmptyMon 15 Nov 2010, 12:24 pm by Admin

» 10 tahun pertama terdedah perceraian
Sup Batu ajaib EmptyMon 15 Nov 2010, 12:16 pm by Admin

» Puasa Bulan Ramadan dan Sedekah
Sup Batu ajaib EmptyWed 18 Aug 2010, 3:32 am by Admin

» Ramadan 1431H di Cairo
Sup Batu ajaib EmptyMon 16 Aug 2010, 6:30 pm by Admin

» Sekularisme
Sup Batu ajaib EmptySun 08 Aug 2010, 8:04 am by Admin

» Akhlak & Moral hiasan mukmin
Sup Batu ajaib EmptyWed 21 Jul 2010, 8:55 am by Admin

» Ciri-ciri fahaman wahabi
Sup Batu ajaib EmptyWed 21 Jul 2010, 8:09 am by Admin

» Liberalisasi Islam dan Agenda Global Barat
Sup Batu ajaib EmptyMon 14 Jun 2010, 7:36 am by Admin

» Musim Panas dan debu
Sup Batu ajaib EmptyWed 02 Jun 2010, 7:05 pm by Admin

10 tahun pertama terdedah perceraian
Sup Batu ajaib EmptyMon 15 Nov 2010, 12:16 pm by Admin
Oleh NORILA DAUD
pengarangutusan@utusan.com.my

BANGI 14 Nov. - Kajian Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) mendapati perkahwinan dalam tempoh 10 tahun pertama amat terdedah kepada keruntuhan …

[ Full reading ]
Comments: 0
Puasa Bulan Ramadan dan Sedekah
Sup Batu ajaib EmptyWed 18 Aug 2010, 3:32 am by Admin
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas raldhiallahu 'anhuma, ia berkata :

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih …

[ Full reading ]
Comments: 0
Sekularisme
Sup Batu ajaib EmptySun 08 Aug 2010, 7:59 am by Admin
Sekular

Sekular berasal dari kata latin saeculum yang artinya zaman ini atau masa kini. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi ideal dimana masyarakat terbebas dari pengaturan …

[ Full reading ]
Comments: 2
Ciri-ciri fahaman wahabi
Sup Batu ajaib EmptyWed 21 Jul 2010, 8:09 am by Admin
Fahaman Wahabi ini terlalu kerap ditimbulkan oleh pelbagai pihak samaada dari golongan muda ataupun golongan tua. Sejak sekian lama juga sering kali
ditanyakan isu-isu berkaitan fahaman Wahabi. …


[ Full reading ]
Comments: 0
Liberalisasi Islam dan Agenda Global Barat
Sup Batu ajaib EmptyMon 14 Jun 2010, 7:36 am by Admin
Gerakan liberalisasi Islam yang marak belakangan ini, ternyata pengaruh
pemikiran liberal di Barat yang berkembang dalam tradisi Kristen.
Repotnya, ingin dipaksakan dalam Islam . Gerakan liberalisasi …


[ Full reading ]
Comments: 0
Hati-hati dengan ini
Sup Batu ajaib EmptySat 20 Mar 2010, 9:37 pm by Admin
Menurut K.H Sirajudin Abbas seorang ulama besar Indonesia dalam buku 40 Soal-Jawab Agama menyatakan konsep moden fahaman Wahabi antaranya adalah seperti berikut:

. Dalam mempelajari ilmu Usuludin …

[ Full reading ]
Comments: 0

 

 Sup Batu ajaib

Go down 
AuthorMessage
Nurhani




Number of posts : 14
Points : 17
Reputation : 3
Registration date : 2008-05-18

Sup Batu ajaib Empty
PostSubject: Sup Batu ajaib   Sup Batu ajaib EmptySat 21 Mar 2009, 4:03 am

SUATU hari, seorang Pengembara tiba di sebuah dusun yang miskin. Penduduknya nampak lesu, wajah-wajah mereka tidak berghairah, dan anak-anak mereka pun jelas kurus kering. Rumah-rumahpun tidak terurus, reot, dan hanya berdinding bilik bambu lapuk.

Si Pengembara, selain kelaparan, rambut, wajah sampai pakaiannya serba lusuh. Dari rumah ke rumah ia mampir, mengharapkan seseorang mahu memberinya makanan. Namun, semua penduduk setempat berkata bahawa mereka sendiri juga sangat miskin dan kelaparan, sehingga jangankan memberinya makan, untuk mereka sendiri saja tidak cukup.

Setelah penat lelah berkeliling desa, si Pengembara beristirahat di sebuah pasar. Ia duduk bersandar di sebuah bilik kosong yang ditinggalkan pemiliknya. Ia memegangi perutnya yang terus keroncongan minta diisi. Tiba-tiba matanya tertumbuk pada sebuah batu berwarna hitam mengkilat, yang tergeletak di pinggir jalanan pasar.
Dalam sekejap matanya berbinar terang. Dengan bersemangat, ia beranjak mengambil batu itu, lalu dicarinya tempat yang strategik di tengah pasar. Entah apa yang ada di otaknya saat itu. Ia mencari sebuah gundukan tinggi, mengambil kentongan yang terdapat di Poskamling pasar, lalu memukul-mukulkan batu itu ke kentongan sambil berteriak meminta perhatian warga pasar. Serentak orang-orang di pasar tertarik pada suara itu. Lalu berduyun-duyun mereka mendatangi tempat si Pengembara berdiri tadi.

Kerana penasaran seorang ibu memberanikan diri bertanya kepadanya, "Apa yang kau mahu wahai Pengembara?"

"Dengarkan baik-baik. Saya punya sebuah batu ajaib!" teriaknya kepada seluruh pengunjung sambil mengacungkan batu hitam berukuran sekepalan tangan ke atas. Lalu ia melanjutkan, "Batu ajaib ini bisa membuat sup yang lezat, dan cukup untuk kita yang ada di sini!"

Warga itu pun mulai saling berpandangan. Sebahagian merasa tidak percaya, sebahagian lagi nampak ragu-ragu. Mereka mulai saling berbisik dan kasak-kusuk. Seorang bapa maju dan menanggapinya, "Ah, mana boleh? Bagaimana caranya?!"

"He he he he... Saya hanya perlu sebuah panci besar berisi air bersih!" jawab si Pengembara yakin.

Cuma beberapa saat, para warga masih belum beraksi. Mereka masih kasak-kusuk. Lalu seorang Ibu menawarkan kualinya untuk dipakai si Pengembara. Tampaknya si Ibu tertarik dengan idea si Pengembara itu. Beberapa saat kemudian datanglah kuali besar yang diangkat oleh dua orang. Berat, kerana kuali itu cukup besar, cukup untuk memandikan anak berumur dua tahun. Si Pengembara meminta mereka menempatkan kuali tersebut di tengah kerumunan orang ramai, lalu meminta orang-orang untuk agak menjauhi dari kuali itu.

Si Pengembara lalu melemparkan batu hitam mengkilat di tangannya ke dalam kuali. Terdengar suara kecipak air tertimpa batu yang dilempar si Pengembara. Si Pengembara lalu nampak serius di depan kuali sambil menyilangkan tangannya di dada. Orang-orang dusun itu menunggu dengan jantung berdebar. Semua mata tertuju pada kuali besar di tengah mereka. Mereka nampaknya menunggu keajaiban. Setelah menunggu beberapa lama, orang-orang dusun itu mulai tidak sabar.

Salah seorang bapa dengan gusar bertanya pada si Pengembara, "Mana sup yang kau janji itu?!" Aku tidak lihat apa-apa!"

Dengan tenang si Pengembara menjawab si bapa, sambil tidak mengalihkan pandangannya dari kuali besar di tengah mereka, "Itulah masalahnya. Saya sedang menunggu adanya tungku yang cukup besar untuk mulai memasaknya..."

"Oooohh..." gumam orang-orang dusun itu. "Kami akan ambilkan kayu dan batu untuk membuat tungkunya!" kata seorang bapa yang lain. Lalu beberapa orang berduyun-duyun bergerak keluar dari kerumunan, sepertinya akan mencarikan kayu bakar untuk mulai memasak sup ajaib itu.

Maka jadilah sebuah tungku besar dari batu yang disusun, cukup untuk meletakkan kuali besar yang berisi air dan batu ajaib itu. Beberapa orang dengan sigap menyalakan api, sementara si Pengembara tetap berdiri dengan tangan menyilang di depan dada. Orang-orang dusun yang lain dengan serius memperhatikan proses itu. Api menyala di tungku itu, memanaskan kuali besar di atasnya. Asap mengepul di sekitar tungku, membuat beberapa orang yang berada di dekat tungku bergeser mencari tempat lain yang nyaman. Sup batu itupun mulai mendidih, dan orang-orang dusun kembali mulai saling berbisik-bisik.

Lalu si Pengembara mencicipi sup itu dan berkata kuat-kuat, "Wuihhh, enak sup ini! Tetapi tentu saja, kalau sup batu ini dicampur dengan sedikit kubis mustahil dikalahkan rasanya." Langsung ada seseorang mendekat, agak ragu-ragu, membawa sebuah kobis yang baru ia ambil dari kebunnya. Diberikannya pada si Pengembara, yang langsung ditambahkan ke dalam kuali. "Bagus, wah bagus sekali..., dulu saya pernah buat sup batu dengan kobis, sedikit bawang putih dan bawang merah. Sampai sekarang rasa sedapnya masih terbayang..." ujarnya sambil membayangkan betapa nkmatnya sup yang dikatakan tadi.

Tanpa menunggu lama, seseorang mendekat dan membawakan beberapa bawang merah dan bawang putih untuk sup itu. Si Pengembara meminta orang itu untuk mengupas dan membersihkannya, lalu dimasukkan ke dalam kuali yang sedang bergolak. Beberapa orang lalu, ada yang mulai memperbaiki letak kayu bakar yang mulai habis. Salah seorang di antaranya mulai memberi perintah kepada yang lain untuk menyediakan kayu bakar tambahan.

Demikianlah. Kerumunan itu kini sibuk semuanya. Ada yang menjaga api di tungku agar tidak mati, ada yang silih berganti datang untuk membawakan kayu bakar, ada pula yang menyediakan berbagai rempah-rempah dan sayur yang diminta oleh si Pengembara. Semua tampak antusias menunggu mukjizat dari batu yang dibawa Pengembara itu. Sementara si Pengembara, dari tadi hanya berdiri tenang sambil mengucapkan beberapa perintah yang dituruti oleh kerumunan itu. Tangannya tetap menyilang di depan dada.

Tidak terasa, jadi juga sup yang enak sekali bagi semua orang yang ada di situ. Sayur-mayurnya sangat lengkap, begitu pula bumbu-bumbunya. Bau sedapnya tercium kemana-mana, hingga kerumunan itu pun semakin besar. Semua orang menatap ke arah si Pengembara, menunggu apa lagi yang harus mereka lakukan untuk segera menikmati sup dari batu ajaib yang dijanjikan si Pengembara. Si pengembara lalu meminta orang-orang untuk diam sebentar. Kerumunan itupun terdiam, menatap tidak sabar ke arah si Pengembara. Si Pengembara mulai bergerak. Tangannya perlahan menyingkap tutup kuali besar itu, lalu mencicipi lagi sup batu ajaib itu. Matanya tampak terpejam sejenak, kepalanya menengadah ke atas, lalu keluarlah suara dari mulutnya memecah kebisuan di tempat itu, "Uhm.... Luar biasaaa... Ini sup tersedap yang pernah saya rasakan! Mari sama-sama kita nikmati!"

Seketika itu juga semua orang berebut mendekat ke kuali untuk merasakan sup batu ajaib itu. Kuali itu cukup besar sehingga semua orang dapat kebahagian. Wajah-wajah mereka nampak puas dengan sup batu buatan si Pengembara. Beberapa di antara mereka sambil berbincang-bincang, memuji keajaiban sup batu itu. Si Pengembara akhirnya dapat mengisi perutnya yang sudah keroncongan dari tadi. Ia nampaknya sangat lega, kerana tidak ada satupun yang sedar bahawa batu ajaib itu sebenarnya hanyalah batu biasa. Ia hanya memanfaatkan batu itu sebagai penarik perhatian. Sup sekuali besar itu, sebenarnya adalah hasil gotong royong warga dusun miskin itu sendiri..Smile
Back to top Go down
 
Sup Batu ajaib
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
AD-DIN NASIHAH :: Sekilas Pandangan-
Jump to: